Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Arti Dalalah Beserta Macam Dan Contohnya Dalam Ilmu Mantik

Kopi Logat - Ketertunjukan suatu lafadz terhadap makna yang sesuai dengan makna wadho’ aslinya disebut dengan dalalah mutobaqoh dan ketertunjukan suatu lafadz atas sebagian makna asal wadho’nya disebut dalalah thadomun. adapun ketertunjukan lafadz pada makna luarnya yang menjadi lazim itu disebut dalalah iltizam, jika luzumnya dzihni atau ‘aqli.

arti-dalalah-beserta-macam-dan-contohnya-dalam-ilmu-mantik
dalalah mantik

Kenapa kita harus membahas dalalah? Padahal ini pembahasan kebahasaan bukan murni pembahasan murni dalam mantik. Menurut imam ghozali sesuatu yang ada memilki 4 wujud:

arti-dalalah-beserta-macam-dan-contohnya-dalam-ilmu-mantik
empat tingkatan menurut wujud menurut imam ghazali
أقول: مراده بالدلالة الوضعية اللفظيةُ؛ بدليل قوله في البيت: (دلالة اللفظ)، ومراده في البيت دلالة اللفظ الوضعية؛ بدليل قوله في الترجمة: (الوضعية)، فقد حذف من كل من الترجمة والبيت ما أثبت نظيره في الآخر، وهو نوع من الجناس يسمى احتباكا.

Menurut ki syarih: 
Badi’ Ihtibak: adanya dua kalam, tetapi kalam pertama ada lafadz yang dibuang, dan lafadz yang dibuang itu ditunjukan oleh kalam yang kedua, dan kalam yang kedua ada lafadz yang dibuang, lafadz yang dibuangnya juga dapat ditunjukan oleh kalam pertama.

و(الدلالة): فهم أمر من أمر، كفهمنا الجرم المعهود من لفظ السماء، فلفظ (السماء) يسمى دالا، و(الجرم المعهود) مدلولا.

 Bab Dalalah: 

penunjukan terhadap sesuatu atas sesuatu disebut dengan dalaalah, atau bisa juga dulaalah dan dilaalah. Dalalah ini sangat penting karena dengan memahaminya dapat mengantarkan kita pada tashawwur dan tasdhiq yang benar. Petunjuknya terbagi dua, bisa secara lafadz dan bukan lafadz.

Seperti kita mendengar lafadz langit, kita langsung dapat menggambarkan bentuk tertentu (al jirma al ma’hud) pada langit. lafadz langit itu disebut daal (petunjuk). Pengetahuan kita terhadap langit dengan bentuk tertentu disebut dalaalah.

والدلالة بحسب الدال ستة أقسام؛ لأن الدال إما أن يكون لفظا، كالمثال المتقدم، أو غير لفظ، كالدخان الدال على النار، وكل منهما إما أن يكون دالا بالوضع، أو بالطبع أو بالعقل.

Pengertian dalalah lafdziyyah: Petunjuk yang beruba lafadz (verbal).

Dengan mempertimbangkan petunjuknya terbagi 6 bagian: ada petunjuknya berupa lafadz (verbal) seperti contoh diatas, ada juga yang bukan lafadz (non verbal) seperti: adanya asap menunjukan adanya api. Dari masing masing keduanya (petunjuk verbal dan non verbal) terbagi lagi menjadi 3 bagian:

1. ‘Aqliyah: ketertunjukannya diambil dari akal.

2. Thabi’iyyah: ketertunjukannya diambil dari yang sifatnya alami.

3. Whad’iyyah: ketertunjukannya diambil dari konteks kebahasaan. 

1. Dalalah Ghair Lafdziyah (signifikasi non verbal)

- مثال دلالة غير اللفظ الوضعية: دلالة الإشارة على معنى نعم أو لا، ودلالة النقوش على الألفاظ.

Adapun contoh dari dalalah ghair lafdziyah whad’iyyah: Seperti isyarat pada orang yang mengatakan “iya” dengan menganggukan kepala atau “tidak” dengan menggelengkan kepala. Dan ada juga petunjuknya melalui tulisan yang mana itu juga mengandung lafadz. 

- ومثال الطبعية: دلالة الحمرة على الخجل، والصفرة على الوجل.

Contoh dari dalalah ghair lafdziyah thabi’iyah: memerahnya wajah itu tanda orang yang sedang malu, dan  ketika wajahnya pucat itu tandanya takut.

- ومثال العقلية: دلالة العالم على موجده وهو الباري -جل جلاله-، والدخان على النار.

Contoh dari dalalah ghair lafdziyah ‘Aqliyah: adanya alam ini menunjukan adanya pencipta. Ini termasuk ‘aqliyah (menurut akal) karena akal menerima bahwa suatu yang ada pasti ada yang mengadakan (pencipta). Dan adanya asap menunjukan adanya api. 


2. Dalalah Lafdziyah (signifikasi verbal)

- مثال دلالة اللفظ الوضعية: دلالة (الأسد) على الحيوان المفترس، و(الإنسان) على الحيوان الناطق.

Contoh dari dalalah lafdziyah whad’iyah: lafadz asad (singa) menunjukan hewan yang mencengkram. Dan lafadz insan (manusia) menunjukan pada hewan yang berpikir.

- ومثال الطبعية: دلالة الأنين على المرض، وأح على ألم بالصدر.

Contoh dari dalalah lafdziyah thabi’iyah: terdengarnya suara rintihan seperti: “aduh..Aaw..” menunjukan adanya rasa sakit. Atau “ Ukkh..” menunjukan adanya sakit di bagian dada.

- ومثال العقلية: دلالة كلام المتكلم من وراء جدار على حياته، والصراخ على مصيبة نزلت بالصارخ. والمختار من هذه الأقسام الدلالةُ اللفظية الوضعية. فقولنا: (اللفظية) مخرج لغير اللفظية بأقسامها الثلاثة. وقولنا: (الوضعية) مخرج للفظية الطبعية والعقلية. 

Contoh dari dalalah lafdziyah ‘Aqliyah: adanya suara dibalik dinding menunjukan adanya orang yang sedang berbicara (adanya kehidupan). Atau teriakan orang yang minta tolong “tolooong..” menunjukan adanya musibah. 

Dari berbagai contoh diatas, para mantiki hanya memilih dalalah lafdziyah whad’iyah. Ketertunjukannya yang diperoleh melalui lafadz, dan yang menangkap adanya keterkaitan antara yang menunjuk dan yang ditunjuk ialah dengan konteks kebahasaan. Dan dalalah ini juga ketertunjukannya konsisten, jelas, terukur dan berlaku untuk semua orang. 

ثم هذه الدلالة ثلاثة أقسام: مطابقية، وتضمنية، والتزامية.
فالأولى: دلالة اللفظ على تمام ما وضع له، كدلالة (الإنسان) على مجموع الحيوان الناطق.
والثانية: دلالته على جزء المعنى في ضمنه، كدلالته على الحيوان، أو الناطق، في ضمن الحيوان الناطق.
والثالثة: دلالته على أمر خارج عن المعنى لازم له، كدلالته على قبول العلم، وصنعة الكتابة، على ما فيه.

Kemudia dari dalalah ini (lafdziyah wadh’iyah) terbagi lagi menjadi 3 bagian: 

1. dalalah lafdziyah muthabaqiyyah.

Ketertunjukannya melalui lafadz atas makna utuhnya. Seperti lafadz insan ditunjukan pada hewan yang berpikir. Atau seperti lafadz “rumah”. Kita tahu bahwa ketika mendengar kata rumah yang terbayang dalam benak kita ialah makna utuhnya. Walaupun rumah itu banyak komponen di dalamnya. 

2. dalalh lafdziyah tadhamunniyah.

Ketertunjukannya melalui lafadz atas makna sebagiannya. Seperti lafadz “insan” yang harusnya makna utuh dari “insan” yaitu hewan yang berpikir. Tapi bisa saja kita menyebutkannya hanya hewan saja atau berpikir saja.

3. dalalah lafdziyah iltizamiyah.
Ketertunjukannya melalui lafadz pada makna luarnya tapi yang menjadi esensi pada makna asalnya, bukan makna utuh atau sebagiannya. Seperti keterkaitannya “insan” bisa menerima ilmu. Karena kata insan dari kebahasaan yang berarti “hewan yang berpikir”. 

Seperti kata api, tapi yang dimaksud adalah panasnya. Karena dalam kebiasaanya ketika mendengar kata api yang terbayang rasa panasnya. Walaupun api dan panas adalah 2 hal berbeda, tapi keduanya saling tarkait. 

وسميت الأولى دلالة المطابقة؛ لمطابقة الفهم للوضع اللغوي؛ لأن الواضع وضع اللفظ ليدل على المعنى بتمامه. وقد فهمناه منه بتمامه. والثانية دلالة تضمن؛ لأن الجزء في ضمن الكل. والثالثة دلالة التزام؛ لأن المفهوم خارج عن المعنى لازم له.

Bagian pertama disebut dalalah muthabaqiyah karena ketertunjukan pada suatu lafadz atas makna utuhnya, bukan makna sebagian dan juga bukan makna di luar esensi lafadz tersebut.

Yang kedua, disebut dalalah thadomuniah karena karena ketertunjukan pada suatu lafadz atas sebagian makna dari makna utuhnya.

Dan yang ketiga, disebut dalalah iltizamiyah karena ketertunjukannya melalui lafadz pada makna luarnya tapi yang menjadi esensi pada makna asalnya, bukan makna utuh atau sebagiannya.

AHMAD HISYAM FIRDAUS
AHMAD HISYAM FIRDAUS Santri yang sedang ngopi di AKILA

Posting Komentar untuk "Arti Dalalah Beserta Macam Dan Contohnya Dalam Ilmu Mantik"